Sesuai
dengan nama mata kuliah ini, saya berpikir nantinya di dalam topik ini saya
akan belajar mengenai gambaran mengenai pengaruh interaksi sosial dan
lingkungan budaya terhadap perkembangan, cara berpikir, dan perubahan perilaku
peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vygotsky, bahwa dalam belajar terdapat
interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Hal itu menunjukkan bahwa
pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam diri individu saja, namun juga
dipengaruhi oleh lingkungannya, termasuk seperti faktor sosial, tradisi,
ekonomi, maupun letak geografis suatu individu.
Hal yang saya pelajari
dari konsep yang ada di topik ini hampir sesuai dengan perkiraan saya saat
pertama kali mendengar nama mata kuliah ini. Pada topik ini saya belajar
mengenai berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap penyelenggaraan
Pendidikan di Indonesia, baik pada masa sebelum Kemerdekaan maupun masa sesudah
Kemerdekaan. Faktor yang berpengaruh disini dilihat dari perspektif sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Dalam topik ini juga disajikan beberapa
materi-materi berupa video dan juga e-book
yang didalamnya memuat mengenai kondisi Pendidikan Indonesia pada masa sebelum dan
sesudah kemerdekaan. Dalam topik 1 ini, saya mempelajari lebih dalam bahwa
Pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan masih sangat terbatas, hanya dapat
diakses oleh kaum-kaum tertentu, dan berorientasi pada kebutuhan penjajah.
Sedangkan, Pendidikan pada masa setelah kemerdekaan menjadi lebih luas
jangkauannya, namun masih ada beberapa ‘belenggu’ pada penyelenggaraan
Pendidikan di Indonesia yang belum memerdekakan peserta didik. Pada masa
sebelum kemerdekaan, Bapak Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa dengan
tujuan untuk memajukan kualitas Pendidikan bangsa Indonesia.
Dalam ruang kolaborasi,
saya bersama rekan-rekan satu kelompok mempelajari berbagai faktor yang
berpengaruh pada penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia melalui beberapa video
yang disajikan, referensi yang disarankan, dan beberapa pertanyaan pemantik
diskusi. Dari video pengajar muda, saya juga mempelajari berbagai faktor yang
mempengaruhi penyelenggaraan Pendidikan di berbagai daerah, mulai dari faktor
sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Serta bagaimana cara yang dilakukan
pengajar muda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik di
daerah tersebut tanpa mengubah kodrat mereka. Dari video yang tersaji, setiap
daerah memiliki ciri khas yang beragam yang nantinya mempengaruhi
penyelenggaraan Pendidikan didaerah tersebut. Sehingga, di setiap daerah
tentunya memiliki cara yang berbeda dalam melaksanakan proses belajar. Misalnya
pada daerah pesisir, pengajar memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk media
pembelajaran. Kemudian, pada daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam
tentunya juga beda metode mengajarnya dengan daerah yang mayoritas penduduknya
beragama Kristen.
Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual Bersama kelompok adalah pentingnya komunikasi, kerja sama, serta koordinasi yang jelas antara anggota kelompok dalam kegiatan diskusi dan presentasi yang dilaksanakan. Hal itu penting agar kelompok kami mampu menyajikan presentasi yang sesuai dan menarik, serta memperoleh pemahaman konsep yang benar terkait topik yang kami pelajari. Selain itu, perlu untuk memperhatikan artikulasi pengucapan saat presentasi, isi, dan visualisasi presentasi agar audience mampu menangkap informasi yang kami sampaikan pada saat itu.
Setelah
mempelajari topik ini, saya memahami pentingnya menanamkan rasa toleransi untuk
menghargai keberagaman budaya, suku, ekonomi dan segala keberagaman lainnya
karena peserta didik memiliki latar belakang yang beragam. Sehingga, dalam
proses belajar perlu menanamkan rasa toleransi agar kegiatan belajar mampu
berjalan dengan optimal serta peserta didik akan merasakan Pendidikan yang
memerdekakan. Hal baru yang saya pelajari pada topik ini adalah saya memahami
bahwa kegiatan belajar dapat dilakukan sesuai dengan situasi lingkungan dan
sosiokulturalnya. Guru juga perlu merancang metode pembelajaran yang relevan
dengan kondisi sosiokultural daerah setempat agar kebutuhan peserta didik dapat
terpenuhi. Untuk selanjutnya, saya ingin mempelajari cara menerapkan konsep
yang telah saya pelajari pada topik ini lebih lanjut. Selain itu, saya juga
ingin mempelajari strategi-strategi yang dapat mendukung keberagaman peserta
didik.
Mata kuliah Perspektif
Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia topik 1 memiliki keterkaitan dengan
mata kuliah lain yang saya pelajari. Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia Pendidikan mengalami perubahan dari masa ke masa yang dipengaruhi
oleh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik suatu daerah, sehingga guru
perlu menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan latar belakang
peserta didik. Pada mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi peserta didik
memiliki kebutuhan yang berbeda dalam proses pembelajaran. Hal itu dipengaruhi
oleh faaktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang beragam pula, sehingga
guru bisa merencanaan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
tersebut. Pada mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya peserta
didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang
beragam, sehingga guru perlu memahami karakter peserta didik agar pembelajaran
berjalan dengan efektif. Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen dapat
membantu mempertimbangkan asesmen yang sesuai dengan keberagaman masyarakat
setempat agar pengukuran kemampuan peserta didik lebih akurat dan sesuai dengan
keberagaman peserta didik. Pada akhirnya, mata kuliah perspektif Sosiokultural
dalam Pendidikan Indonesia dapat menjadi pedoman bagi pendidik untuk merancang
pembelajaran yang mendukung perkembangan dan kebutuhan peserta didik yang
beragam.
Dengan mempelajari
topik ini memberikan saya manfaat yang penting untuk nantinya terjun langsung
di lapangan (Sekolah Dasar). Saya menjadi lebih memahami hal-hal yang
berpengaruh pada hasil belajar peserta didik tidak hanya guru dan materi yang
mereka dapatkan di sekolah saja, melainkan ada juga pengaruh dari sosial,
budaya, ekonomi, dan politik yang ada di sekitar mereka. Saya juga bisa merancang
alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah setempat. Kesiapan saya
sebagai guru dalam skala 1-10 adalah 8. Saya menyadari bahwa kesiapan saya
menjadi guru yang sesungguhnya kurang optimal hanya dengan mempelajari
teori-teori saja. Saya juga perlu mengasah keterampilan dasar mengajar saya
melalui praktik secara langsung di lapangan (Sekolah Dasar). Dengan begitu,
kesiapan saya sebagai guru akan lebih baik dan saya bisa menerapkan berbagai
teori dan praktik yang telah saya pelajari dengan optimal nantinya.
Disusun oleh Elvina Isna Nurjanah (Mahasiswa PPG Calon Guru 2024) untuk memenuhi tagihan mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia.