Minggu, 22 September 2024

Refleksi Pembelajaran Topik 1. Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia Menggunakan alur MERDEKA

Sesuai dengan nama mata kuliah ini, saya berpikir nantinya di dalam topik ini saya akan belajar mengenai gambaran mengenai pengaruh interaksi sosial dan lingkungan budaya terhadap perkembangan, cara berpikir, dan perubahan perilaku peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vygotsky, bahwa dalam belajar terdapat interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam diri individu saja, namun juga dipengaruhi oleh lingkungannya, termasuk seperti faktor sosial, tradisi, ekonomi, maupun letak geografis suatu individu.

Hal yang saya pelajari dari konsep yang ada di topik ini hampir sesuai dengan perkiraan saya saat pertama kali mendengar nama mata kuliah ini. Pada topik ini saya belajar mengenai berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia, baik pada masa sebelum Kemerdekaan maupun masa sesudah Kemerdekaan. Faktor yang berpengaruh disini dilihat dari perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam topik ini juga disajikan beberapa materi-materi berupa video dan juga e-book yang didalamnya memuat mengenai kondisi Pendidikan Indonesia pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan. Dalam topik 1 ini, saya mempelajari lebih dalam bahwa Pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan masih sangat terbatas, hanya dapat diakses oleh kaum-kaum tertentu, dan berorientasi pada kebutuhan penjajah. Sedangkan, Pendidikan pada masa setelah kemerdekaan menjadi lebih luas jangkauannya, namun masih ada beberapa ‘belenggu’ pada penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia yang belum memerdekakan peserta didik. Pada masa sebelum kemerdekaan, Bapak Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa dengan tujuan untuk memajukan kualitas Pendidikan bangsa Indonesia.

Dalam ruang kolaborasi, saya bersama rekan-rekan satu kelompok mempelajari berbagai faktor yang berpengaruh pada penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia melalui beberapa video yang disajikan, referensi yang disarankan, dan beberapa pertanyaan pemantik diskusi. Dari video pengajar muda, saya juga mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan Pendidikan di berbagai daerah, mulai dari faktor sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Serta bagaimana cara yang dilakukan pengajar muda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik di daerah tersebut tanpa mengubah kodrat mereka. Dari video yang tersaji, setiap daerah memiliki ciri khas yang beragam yang nantinya mempengaruhi penyelenggaraan Pendidikan didaerah tersebut. Sehingga, di setiap daerah tentunya memiliki cara yang berbeda dalam melaksanakan proses belajar. Misalnya pada daerah pesisir, pengajar memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk media pembelajaran. Kemudian, pada daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentunya juga beda metode mengajarnya dengan daerah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual Bersama kelompok adalah pentingnya komunikasi, kerja sama, serta koordinasi yang jelas antara anggota kelompok dalam kegiatan diskusi dan presentasi yang dilaksanakan. Hal itu penting agar kelompok kami mampu menyajikan presentasi yang sesuai dan menarik, serta memperoleh pemahaman konsep yang benar terkait topik yang kami pelajari. Selain itu, perlu untuk memperhatikan artikulasi pengucapan saat presentasi, isi, dan visualisasi presentasi agar audience mampu menangkap informasi yang kami sampaikan pada saat itu.


Setelah mempelajari topik ini, saya memahami pentingnya menanamkan rasa toleransi untuk menghargai keberagaman budaya, suku, ekonomi dan segala keberagaman lainnya karena peserta didik memiliki latar belakang yang beragam. Sehingga, dalam proses belajar perlu menanamkan rasa toleransi agar kegiatan belajar mampu berjalan dengan optimal serta peserta didik akan merasakan Pendidikan yang memerdekakan. Hal baru yang saya pelajari pada topik ini adalah saya memahami bahwa kegiatan belajar dapat dilakukan sesuai dengan situasi lingkungan dan sosiokulturalnya. Guru juga perlu merancang metode pembelajaran yang relevan dengan kondisi sosiokultural daerah setempat agar kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi. Untuk selanjutnya, saya ingin mempelajari cara menerapkan konsep yang telah saya pelajari pada topik ini lebih lanjut. Selain itu, saya juga ingin mempelajari strategi-strategi yang dapat mendukung keberagaman peserta didik.

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia topik 1 memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain yang saya pelajari. Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia Pendidikan mengalami perubahan dari masa ke masa yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik suatu daerah, sehingga guru perlu menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan latar belakang peserta didik. Pada mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda dalam proses pembelajaran. Hal itu dipengaruhi oleh faaktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang beragam pula, sehingga guru bisa merencanaan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut. Pada mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang beragam, sehingga guru perlu memahami karakter peserta didik agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen dapat membantu mempertimbangkan asesmen yang sesuai dengan keberagaman masyarakat setempat agar pengukuran kemampuan peserta didik lebih akurat dan sesuai dengan keberagaman peserta didik. Pada akhirnya, mata kuliah perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia dapat menjadi pedoman bagi pendidik untuk merancang pembelajaran yang mendukung perkembangan dan kebutuhan peserta didik yang beragam.

Dengan mempelajari topik ini memberikan saya manfaat yang penting untuk nantinya terjun langsung di lapangan (Sekolah Dasar). Saya menjadi lebih memahami hal-hal yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik tidak hanya guru dan materi yang mereka dapatkan di sekolah saja, melainkan ada juga pengaruh dari sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang ada di sekitar mereka. Saya juga bisa merancang alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah setempat. Kesiapan saya sebagai guru dalam skala 1-10 adalah 8. Saya menyadari bahwa kesiapan saya menjadi guru yang sesungguhnya kurang optimal hanya dengan mempelajari teori-teori saja. Saya juga perlu mengasah keterampilan dasar mengajar saya melalui praktik secara langsung di lapangan (Sekolah Dasar). Dengan begitu, kesiapan saya sebagai guru akan lebih baik dan saya bisa menerapkan berbagai teori dan praktik yang telah saya pelajari dengan optimal nantinya.

Disusun oleh Elvina Isna Nurjanah (Mahasiswa PPG Calon Guru 2024) untuk memenuhi tagihan mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Computational Thinking - Topik 4

 Pada tulisan kali ini akan saya sajikan pekerjaan saya pada mata kuliah Computational Thinking di Topik 4 pada alur Mulai dari Diri dan Eks...